Dari berbagai studi terungkap bahwa sebenarnya
karyawan itu menyukai kegiatan semacam training, seminar, workshop, dan
semisalnya. Apalagi jika misalnya kegiatan semacam itu diadakan di luar kantor,
katakanlah
seperti di puncak, di hotel, di luar kota atau
di luar negeri. Alasannya tentu bermacam-macam. Mungkin ada yang karena ingin
menambah pengetahuan, meningkatkan keahlian, mendapatkan sertifikasi keahlian,
memperluas jaringan, ingin mendapat kawan baru, ingin berlibur, atau hanya
karena ingin menikmati budget pengembangan SDM yang sudah disediakan
organisasi.
Selain itu, secara manusiawi pun sebenarnya
perusahaan atau pimpinan akan lebih bangga, lebih bahagia dan lebih
senang kalau sanggup mengirim anak buahnya ke tempat pelatihan, seminar atau
workshop. Mengapa?
Normalnya, manusia itu akan lebih bahagia kalau
bisa memberi apa yang dibutuhkan orang lain. Apalagi orang lain yang
diberi itu adalah orang yang selama ini membantu atau bekerja dengannya.
Hanya, dalam prakteknya hanya sedikit perusahaan
atau organisasi yang sanggup mengirim anak buahnya ke tempat
pelatihan, seminar atau workshop. Mengapa? Tentu ini sebabnya beragam.
Mungkin ada yang disebabkan dananya tipis. Training, seminar atau
workshop sekarang ini biayanya gila-gilaan. Apalagi jika diadakan di
tenmpat-tempat yang elit. Meski semua mengakui ini penting tetapi
prakteknya hanya perusahaan atau organisasi tertentu saja yang mau dan mampu.
Selain karena dana, waktu pun juga menjadi
masalah. Untuk sebagian organisasi atau perusahaan, bisa dibilang tidak
ada waktu untuk mengirim anak buah ke tempat pelatihan yang memakan waktu
lebih dari satu hari. Ini karena pekerjaan di kantor sendiri numpuk
sampai ada yang lembur segala. Mengirim anak buah ke tempat semacam itu
bisa dianggap pemborosan. Tak hanya soal dana dan waktu,
efektivitas training, seminar dan workshop, pun menjadi perhitungan sendiri.
Kalau mencermati berbagai hasil penelitian,
ternyata tidak secara otomatis kegiatan training, seminar atau workshop itu bisa efektif bagi organisasi atau perusahaan. Secara hasil,
penelitian membaginya menjadi tiga kategori, yaitu: a) positive transfer, b)
negative transfer, dan c) poor transfer.
Kita pasti sepakat bahwa meningkatkan skill
karyawan (dalam pengertian yang luas) itu penting. Soal caranya bagaimana,
ini memang butuh penyesuaian berdasarkan keadaan kita
masing-masing. Untuk sebagian kita yang kebetulan belum bisa meningkatkan karyawan
dengan mengirim mereka ke pelatihan, seminar atau workshop, cara lain
yang perlu kita lakukan adalah membudayakan coaching.
No comments:
Post a Comment